Selasa, 30 Oktober 2012

DHANI AMAD PRASETYO (AHMAD DHANI)

Nama lahir : Dhani Ahmad PrasetyoNama lain : Muhammad Dhani ManafLahir : 26 Mei 1972Umur : 39 Tahun Pekerjaan : musisiTahun aktif : 1991 - sekarangGrup Band : Dewa 19, The Rock,  T.R.I.A.D.Pasangan : Maia Ahmad (cerai), Mulan JameelaAnak Pernikahan dengan Maia Ahmad : Ahmad Gazali, El Jalaluddin Rumi, Ahmad Abdul Qodir Jaelani Pernikahan siri dengan Mulan Jameela: SyafiyaOrang tua : Eddy Abdul Manaf (1934-2011)




AHMAD DHANI MUSISI SERBA BISA



DESY RATNASARY

Nama asli : Desy Ratnasari
Tanggal lahir : 12 Desember 1973 
Lahir di : Sukabumi, Jawa Barat, Indonesia
Pekerjaan : Dosen S1 Universitas Atmajaya  
Zodiac : Sagittarius 
Terkenal sejak berperan sebagai Olga dalam film "Olga dan Sepatu Roda" (1991)












Senin, 29 Oktober 2012

DEPARTEMENT DI PARTAI GOLKAR




SEJARAH PARTAI GOLKAR


Sejarah Partai Golkar bermula pada tahun 1964 dengan berdirinya Sekber Golkar di masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Sekber Golkar didirikan oleh golongan militer, khususnya perwira Angkatan Darat ( seperti Letkol Suhardiman dari SOKSI) menghimpun berpuluh-puluh organisasi pemuda, wanita, sarjana, buruh, tani, dan nelayan dalam Sekretariat Bersama Golongan Karya (Sekber Golkar).

Sekber Golkar didirikan pada tanggal 20 Oktober 1964. Sekber Golkar ini lahir karena rongrongan dari PKI beserta ormasnya dalam kehidupan politik baik di dalam maupun di luar Front Nasional yang makin meningkat. Sekber Golkar ini merupakan wadah dari golongan fungsional/golongan karya murni yang tidak berada dibawah pengaruh politik tertentu. Terpilih sebagai Ketua Pertama Sekber Golkar adalah Brigadir Jenderal (Brigjen) Djuhartono sebelum digantikan Mayor Jenderal (Mayjen) Suprapto Sukowati lewat Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) I, Desember 1965.

Jumlah anggota Sekber Golkar ini bertambah dengan pesat, karena golongan fungsional lain yang menjadi anggota Sekber Golkar dalam Front Nasional menyadari bahwa perjuangan dari organisasi fungsional Sekber Golkar adalah untuk menegakkan Pancasila dan UUD 1945. Semula anggotanya berjumlah 61 organisasi yang kemudian berkembang hingga mencapai 291 organisasi.

Organisasi-organisasi yang terhimpun ke dalam Sekber GOLKAR ini kemudian dikelompokkan berdasarkan kekaryaannya ke dalam 7 (tujuh) Kelompok Induk Organisasi (KINO), yaitu:

1. Koperasi Serbaguna Gotong Royong (KOSGORO)
2. Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI)
3. Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR)
4. Organisasi Profesi
5. Ormas Pertahanan Keamanan (HANKAM)
6. Gerakan Karya Rakyat Indonesia (GAKARI)
7. Gerakan Pembangunan Untuk menghadapi Pemilu 1971,

7 KINO yang merupakan kekuatan inti dari Sekber GOLKAR tersebut, mengeluarkan keputusan bersama pada tanggal 4 Februari 1970 untuk ikut menjadi peserta Pemilu melalui satu nama dan tanda gambar yaitu Golongan Karya (GOLKAR). Logo dan nama ini, sejak Pemilu 1971, tetap dipertahankan sampai sekarang.

Pada Pemilu 1971 ini, Sekber GOLKAR ikut serta menjadi salah satu konsestan. Pihak parpol memandang remeh keikutsertaan GOLKAR sebagai kontestan Pemilu. Mereka meragukan kemampuan komunikasi politik GOLKAR kepada grassroot level. NU, PNI dan Parmusi yang mewakili kebesaran dan kejayaan masa lampau sangat yakin keluar sebagai pemenang.

Mereka tidak menyadari kalau perpecahan dan kericuhan internal mereka telah membuat tokoh-tokohnya berpindah ke GOLKAR. Hasilnya di luar dugaan. GOLKAR sukses besar dan berhasil menang dengan 34.348.673 suara atau 62,79 % dari total perolehan suara. Perolehan suaranya pun cukup merata di seluruh propinsi, berbeda dengan parpol yang berpegang kepada basis tradisional.

NU hanya menang di Jawa Timur dan Kalimantan Selatan, Partai Katholik di Nusa Tenggara Timur, PNI di Jawa Tengah, Parmusi di Sumatera Barat dan Aceh. Sedangkan Murba tidak memperoleh suara signifikan sehingga tidak memperoleh kursi DPR. Kemudian, sesuai ketentuan dalam ketetapan MPRS mengenai perlunya penataan kembali kehidupan politik Indonesia, pada tanggal 17 Juli 1971 Sekber GOLKAR mengubah dirinya menjadi GOLKAR.

GOLKAR menyatakan diri bukan parpol karena terminologi ini mengandung pengertian dan pengutamaan politik dengan mengesampingkan pembangunan dan karya. September 1973, GOLKAR menyelenggarakan Musyawarah Nasional (Munas) I di Surabaya. Mayjen Amir Murtono terpilih sebagai Ketua Umum. Konsolidasi GOLKAR pun mulai berjalan seiring dibentuknya wadah-wadah profesi, seperti Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) dan Federasi Buruh Seluruh Indonesia (FBSI).

Setelah Peristiwa G30S maka Sekber Golkar, dengan dukungan sepenuhnya dari Soeharto sebagai pimpinan militer, melancarkan aksi-aksinya untuk melumpuhkan mula-mula kekuatan PKI, kemudian juga kekuatan Bung Karno. Pada dasarnya Golkar dan TNI-AD merupakan tulang punggung rezim militer Orde Baru.

Semua politik Orde Baru diciptakan dan kemudian dilaksanakan oleh pimpinan militer dan Golkar. Selama puluhan tahun Orde Baru berkuasa, jabatan-jabatan dalam struktur eksekutif, legislatif dan yudikatif, hampir semuanya diduduki oleh kader-kader Golkar. Keluarga besar Golongan Karya sebagai jaringan konstituen, dibina sejak awal Orde Baru melalui suatu pengaturan informal yaitu jalur A untuk lingkungan militer, jalur B untuk lingkungan birokrasi dan jalur G untuk lingkungan sipil di luar birokrasi.

Pemuka ketiga jalur terebut melakukan fungsi pengendalian terhadap Golkar lewat Dewan Pembina yang mempunyai peran strategis. Jadi Pimpinan Pemilu Dalam pemilu Golkar yang berlambang beringin ini selalu tampil sebagai pememang. Kemenangan Golkar selalu diukir dalam pemilu di tahun 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997. Arus reformasi bergulir.

Tuntutan mundur Presiden Soeharto menggema di mana-mana. Soeharto akhirnya berhasil dilengserkan oleh gerakan mahasiswa. Hal ini kemudian berimbas pada Golkar. Karena Soeharto adalah penasehat partai, maka Golkar juga dituntut untuk dibubarkan. Saat itu Golkar dicerca di mana-mana.

Akbar Tandjung yang terpilih sebagai ketua umum di era ini kemudian mati-matian mempertahankan partai. Di bawah kepemimpinan Akbar, Golkar berubah wujud menjadi Partai Golkar. Saat itu Golkar juga mengusung citra sebagai Golkar baru. Upaya Akbar tak sia-sia, dia berhasil mempertahankan Golkar dari serangan eksternal dan krisis citra, inilah yang membuat Akbar menjadi ketua umum Golkar yang cukup legendaris.

Partai Golkar kemudian ikut dalam Pemilu 1999, berkompetisi bersama partai-partai baru di era multipartai. Pada pemilu pertama di Era Reformasi ini Partai Golkar mengalami penurunan suara di peringkat ke dua di bawah PDIP dengan. Namun pada pemilu berikutnya Golkar kembali unggul. Pada pemilu legislatif 2004 Golkar menjadi pemenang pemilu legislatif dengan 24.480.757 suara atau 21,58% suara sah.

Pada pemilu legislatif 2009 lalu suara Partai Golkar kembali turun ke posisi dua. Pemenang pemilu dipegang oleh Partai Demokrat. Dalam Munas VIII di Pekanbaru, Aburizal Bakrie terpilih sebagai ketua umum menggantikan Jusuf Kalla. Sebagai pimpinan baru partai beringin, Aburizal bertekad akan kembali membawa Golkar memenangkan pemilu. Dia menargetkan Golkar menjadi pemenang pertama pemilu legislatif 2014 nanti. Ketua Umum Golkar dari masa ke masa

• Djuhartono (1964-1969)
• Suprapto Sukowati (1969–1973)
• Amir Moertono (1973–1983)
• Sudharmono (1983–1988)
• Wahono (1988–1993)
• Harmoko (1993–1998)
• Akbar Tandjung (1998–2004)
• Jusuf Kalla (2004–2009)
• Aburizal Bakrie (2009–sekarang)

DAFTAR NAMA PARTAI POLITIK YANG LOLOS/TIDAK LOLOS VERIFIKASI II DARI KPU RI



Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia telah menetapkan 16 Partai Politik yang lolos verifikasi administrasi Tahap II.  Dan 18 Partai Politik lainnya dinyatakan tidak lolos verifikasi administrasi. 

Dari 16 Partai Politik tersebut, antara lain adalah sebagai berikut :

1. Partai Nasdem
2. PDIP
3. PKB
4. Partai Bulan Bintang (PBB)
5. Partai Hanura
6. PAN
7. Partai Golkar
8. PKS
9. Partai Gerindra
10. Partai Demokrasi Pembaruan (PDP)
11. Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI)
12. Partai Demokrat
13. Partai Persatuan Pembangunan (PPP)
14. Partai Kedaulatan Bangsa Indonesia Baru (PKBIB)
15. Partai Peduli Rakyat Nasional (PPRN)
16. Partai Persatuan Nasional (PPN)

Sementara 18 Partai Politik yang tidak lolos, yakni diantaranya adalah : 

1. Partai Demokrasi Kebangsaan (PDK)
2. Partai Kesatuan Demokrasi Indonesia (PKDI)
3. Partai Kongres
4. Partai Serikat Rakyat Independen (SRI)
5. Partai Karya Republik (Pakar)
6. Partai Nasional Republik (Nasrep)
7. Partai Buruh
8. Partai Damai Sejahtera (PDS)
9. Partai Republika Nusantara (Republikan)
10. Partai Nasional Indonesia (PNI) Marhaenisme
11. Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB)
12. Partai Pengusaha dan Pekerja Indonesia (PPPI)
13. Partai Penegak Demokrasi Indonesia (PPDI)
14. Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU)
15. Partai Republik
16. Partai Kedaulatan
17. Partai Bhinneka Indonesia (PBI)
18. Partai Nasional Benteng Kerakyatan Indonesia (PNBKI)

Ketua KPU RI Husni Kamil Manik didampingi 6 anggota komisioner lainnya Ida Budhiati, Ferry Kurnia Rizkiyansyah, Arief Budiman, Nadar Hafis Gumay, Juri Ardiantoro, dan Sigit Pamungkas,  mengatakan setelah verifikasi adminstrasi KPU akan melakukan verifikasi faktual terhadap parpol yang lolos verifikasi administrasi tersebut.    

Pada verifikasi faktual nanti kita akan buktikan apakah seluruh dokumen yang diserahkan partai politik itu, ada secara fisik atau tidak, ujar Husni. Verifikasi faktual akan dilakukan ditingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota. Besok tim akan berangkat ke-33 provinsi untuk mengantarkan berkas dan melakukan supervisi untuk pelaksanaan verifikasi faktual nanti, ujarnya.

Husni meminta partai yang lolos verifikasi administrasi tahap II segera mempersiapkan diri. Sebab masa perbaikan untuk verifikasi faktual hanya satu kali sebelum akhirnya diputuskan oleh KPU. Husni kembali menegaskan bahwa pengunduran jadwal pengumuman bukan karena adanya tekanan politik ataupun negosiasi politik dengan pihak tertentu. Pengunduran itu, kata Husni semata-mata untuk mencermati kembali data-data yang diserahkan parpol.

Kita melakukan pengunduran murni karena pertimbangan kelengkapan data. Misalnya data kartu tanda anggota (KTA), parpol baru menyerahkannya diakhir masa perbaikan, sementara jumlahnya banyak. Ada puluhan juta data yang harus dicermati, jelasnya.

Pengunduran jadwal itu juga tidak melanggar undang undang. Yang tidak boleh diubah itu jadwal pemungutan suara, kata Husni. Landasan hukumnya putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 52/PUU-X/2012 pada Bagian Pertimbangan Hukum pada sub bagian Pengujian Konstitusionalitas Pasal 208 UU 8/2012. Dalam putusan MK itu menyebutkan dengan adanya putusan-putusan mengenai pasal-pasal dalam UU 8/2012, terutama terkait dengan ketentuan mengenai verifikasi partai politik, maka segala sesuatu yang berakibat secara hukum dengan proses penyelenggaraan pemilihan umum legislatif tahun 2014 harus disesuaikan ulang dengan tidak mengubah jadwal pemungutan suara.

KPU melakukan verifikasi faktual di tingkat pusat sampai 21 November 2012, di tingkat provinsi sampai 28 Desember 2012 dan di tingkat kabupaten/kota sampai 20 Desember 2012. Penetapan parpol peserta pemilu dilaksanakan 29 Desember 2012 sampai 8 Januari 2013. Pengumuman partai politik peserta pemilu 9 sampai 11 Januari 2013.


Rabu, 24 Oktober 2012

PROFIL TETTY KADI BAWONO


Tetty Kadi Bawono merupakan seorang penyanyi asal Indonesia sekaligus anggota DPR dari partai Demokrat. Ia merupakan anak dari Kolonel Kadi dan sepupu dari A. Riyanti, pencipta lagu populer di Indonesia. Di era 1970an, masyarakat sangat mengagumi lagu-lagu yang dibawakan Tetty Kadi. Bakat seninya ternyata juga dimiliki oleh ketiga anaknya yaitu Inu, Mala dan Tantra yang kini membentuk sebuah band bernama Numata.
Lagu yang berjudul 'Sepanjang Jalan Kenangan' ciptaan A. Riyanto mulai masuk ke dapur rekaman pada 1960an dan digarap bersama Phillip COmp. Rekaman perdananya beredar pada 1966 diiringi oleh band dari Zaenal Combo. Album tersebut mengusung delapan lagu yang keseluruhannya karya sepupunya antara lain Pulau Seribu, Bunga Mawar, Ayah dan Ibu, Habis Gelap Terbitlah Terang, Teringat Selalu, Si Kura-kura dan Alam Desa.
Pada tahun 1967, lagu 'Pulau Seribu' dan 'Teringat Selalu' menjadi lagu populer setelah dikeluarkan dari perusahaan rekaman Remaco di bawah label Bintang dan Melody. Selain lagu tersebut, ia juga sukses membawakan lagu 'Mimpi Sedih'. Ia tidak hanya puas dengan karir keartisannya ini. Jiwa ingin mencoba hal baru pun membawanya untuk berkecimpung di dunia politik. Tetty Kadi kemudian aktif dalam dunia politik dan berkembang bersama partai Golkar. Pada saat pergelaran pemilihan umum pada 2004, ia terpilih menjadi anggota DPRD wilayah Jawa Barat. Singkat cerita, Tetty Kadi kemudian menjadi anggota DPR periode 2009-2014 untuk daerah pemilihan Jawa Barat VIII. Pada saat ia duduk di kursi DPRD Jawa Barat, Tetty Kadi sempat menduduki salah satu komisi yang paling penting yakni sebagai wakil ketua Komisi B.
Apapun yang dilakukan Tetty Kadi kini, ia masih tetap sangat melekat pada beberapa lagu hits yang pernah dibawakannya seperti Mengapa Tiada Maaf (jawaban), Renungkanlah, Aku dan Dia, Semalam di Kuala Lumpur, Sepasang Rusa, Mimpi Sedih, dll.
Nama Lengkap : Tetty Kadi Bawono
Alias : No Alias
Kategori : POLITIKUS
Tempat Lahir : Jakarta
Tanggal Lahir : Sabtu, 3 Mei 1952
Zodiac : Aries
Warga Negara : Indonesia
Anak : Inu, Mala, Tantra

Senin, 22 Oktober 2012

YANCE DISENANGI MASYARAKAT JAWA BARAT


"GENDERANG PERANG" sudah dibunyikan, tiap-tiap kubu (tim sukses) cagub di awal pembukaan pendaftaran pasangan cagub jabar mulai meluncurkan "panah-panah api" baik yang menuju sasaran lawan maupun yang mengangkasa untuk pamer kekuatan. Sebuah perang urat syaraf. Sasarannya adalah untuk mempengaruhi  rakyat jawa barat yang sebentar lagi akan menentukan pilihannya.
   Perang urat syaraf ini tentu dijalankan melalui pemberintaan media, baik elektronik maupun cetak. Siapa yang kerap rajin meluncurkan anak panah dialah yang tentu menang dalam kancah perang urat syaraf ini.
   Perang pemberitaan ini boleh jadi setidaknya mengganggu hati para pemilih di Jawa Barat. Ini pun hanya sebatas mereka yang rajin mengikuti pemberitaan media. pemenang dalam perang urat syaraf belum tentu menang dalam pilkada Jabar. Rakyat sudah semakin terbiasa dengan gosip murahan, rekayasa berita, sampai  isu menjadi buah bibir. Berita bak gelombang yang datang silih berganti.
    Pemberitaan seperi layaknya makan nasi, selagi masih menghirup udara berita tetap masuk dan ditelan lalu dibuang dan datang ditelan kembali. Masyarakat Jawa Barat yang terbilang tingkat pendidikannya telah meningkat memahami betul makna pemberitaan , mana yang dapat dipercaya dan mana yang menyesatkan.
   Satu calon Gubernur yang dirasa oleh rakyat tetap mantap dan rakyat tidak terpengaruh oleh pemberitaan yang berganti-ganti itu adalah kepada calon yang bernama Dr. H Irianto MS Syafiuddin. Kepada calon ini masyarakat Jawa Barat anehnya tetep mengidolakan dan slalu dinanti-nanti kedatangannya di setiap daerah/kabupaten kota di Jawa Barat. Tak ayal setiap kedatangan calon yang dikenal dengan sebutan Kang Yance ini kerap disambut dengan suka cita di setiap daerah. Sosok calon ini memiliki kharismatik yang tinggi dan diharapkan oleh seluruh lapisan untuk terpilih menjadi Gubernur Jawa Barat. Dalam kunjunganya ke berbagai tempat di Jawa Barat Kang yance menjadi perhatian dan masyarakat berebut ingin menyalaminya.

The and

The and