Mengerucut sudah 4 pasangan Cagub dan Cawagub Jabar pada 7 Januari 2018 jelang esok harinya waktu pendaftaran pasangan cagub cawagub itu di KPU untuk memulai pertarungan baru. Hilang sudah desas desus, presdiksi pasangan, serta prediksi pengamat yang keblinger menghadapi dinamika 'mencari pasangan pilgub di Jawa Barat. Ibarat tukang ojek yang putar-puter cari penumpang, atau pasangan muda-mudi yang cari suami sitri akhirnya singah juga di gubuk dimana akan dibangun kekuatan agar mampu sukses meraih apa direbutkan sebagai gubenur Jawa Barat periode 2019-2023 itu.
Empat pasangan Cagub dan Cawagub itu adalah Deddy Mizwar dan Dedi Mulyadi yang diusung partai Demokrat dan Golkar dengan kekuatan 39 kursi dari hasil pileg lalu yaitu Demokrat 12 kursi dan Golkar 17 kursi. Pasangan Ridwan kamil dan UU Ruzhanul Ulum yang diusung Partai PPP, KPB, Nasdem dan Hanura dengan kekuatan 24 kuri dari pileg lalu yaitu PPP 9 kursi, KPB 7 kursi, Nasdem 5 kusri dan Hanura 3 kursi, Pasangan Sudrajat -Ahmad Syaikhu dengan kekuatan 23 dari hasil pileg lalu yaitu Gerinda 11 kursi dan PKS 12 kursi. Sementara partai yang belum menentukan pilihannya yaitu PAN dengan memiliki 4 kursi pada pileh lalu. Pasangan yang terakhir adalah pasangan TB Hasanuddin dan Anton Charliyan yang diusung PDIP sendiri dengan 20 kuris hasil Pileg lalu. Belum diperoleh kepastian PAN akan bergabung pada pasangan yang mana.
Hasil empat pasangan cagub dan cawagub Jabar itu berkan peran-peran menentukan elit-elit politik yang penuh dinamika dan perkembangan yang menegangkan.
Tak lepas hasil itu berkat bersikukuhnya Romi (Muhammad Romahurmuziy) sang ketua PPP yang ngotot agar kadernya UU Ruzhanul Ulum, Bupati Tasikmalaya untuk menjadi pendamping Ridwan Kamil yang membuat Ridwan Kamil bingung menetukan sang wakil mengingat partai koalisi pengusung dirinya juga mengajukan calon seperti PKB dengan mengajukian Maman Imanul Haq, dan Nasdem dengan Saan Mustofa, Kebimbangan Ridwan Kamil juga yang membuat mendatangi PDIP untuk mendapatkan dukungan dari Megawati.
Sementara Dedi Mulyadi yang sempat tak diusung Golkar dengan menggeser Daniel Mutaqien yang telah diusung Golkar, padahal Daniel Mutaqien memiliki suara besar di Pantura Jabar itu. Dedi Mulyadi mendapat peruntungan kasus Setya Novanto sehingga pergantian ketua DPP Golkar berimbas pergantian rekomendasi. Dedi pun akhirnya urung menjadi cagub dan hanya diusung menjadi Cawagub seperti Daniel Mutaqien sebelumnya.
Sementara Prabowo bersama PKS yang sempat mengusung Deddy Mizwar akhirnya memilih Sudrajat dengan cawagub dari PKS Ahmad Syaikhu.
PDI yang selama ini lebih memilih menunggu perkembangan akhirnya blunder juga untuk menentukan calonnya hingga kehadiran Ridwan Kamil yang sempat diisukan dicalonkan dari PDIP akhirnya batal dan lebih memilih kader internalnya takni TB Hasanudin yang ketua DPD PDIP Jabar dan cawagubnya Anton Charlyan.
Perkembangan jelang pendaftaran yang mulai akan dibuka oleh KPU pada besok 8 Januari akankah ada perubahan lagi, bisa mungkin. Politik itu dinamis seperti adonan martabak.
(Rg Bagus Warsono 07-01-18)
Empat pasangan Cagub dan Cawagub itu adalah Deddy Mizwar dan Dedi Mulyadi yang diusung partai Demokrat dan Golkar dengan kekuatan 39 kursi dari hasil pileg lalu yaitu Demokrat 12 kursi dan Golkar 17 kursi. Pasangan Ridwan kamil dan UU Ruzhanul Ulum yang diusung Partai PPP, KPB, Nasdem dan Hanura dengan kekuatan 24 kuri dari pileg lalu yaitu PPP 9 kursi, KPB 7 kursi, Nasdem 5 kusri dan Hanura 3 kursi, Pasangan Sudrajat -Ahmad Syaikhu dengan kekuatan 23 dari hasil pileg lalu yaitu Gerinda 11 kursi dan PKS 12 kursi. Sementara partai yang belum menentukan pilihannya yaitu PAN dengan memiliki 4 kursi pada pileh lalu. Pasangan yang terakhir adalah pasangan TB Hasanuddin dan Anton Charliyan yang diusung PDIP sendiri dengan 20 kuris hasil Pileg lalu. Belum diperoleh kepastian PAN akan bergabung pada pasangan yang mana.
Hasil empat pasangan cagub dan cawagub Jabar itu berkan peran-peran menentukan elit-elit politik yang penuh dinamika dan perkembangan yang menegangkan.
Tak lepas hasil itu berkat bersikukuhnya Romi (Muhammad Romahurmuziy) sang ketua PPP yang ngotot agar kadernya UU Ruzhanul Ulum, Bupati Tasikmalaya untuk menjadi pendamping Ridwan Kamil yang membuat Ridwan Kamil bingung menetukan sang wakil mengingat partai koalisi pengusung dirinya juga mengajukan calon seperti PKB dengan mengajukian Maman Imanul Haq, dan Nasdem dengan Saan Mustofa, Kebimbangan Ridwan Kamil juga yang membuat mendatangi PDIP untuk mendapatkan dukungan dari Megawati.
Sementara Dedi Mulyadi yang sempat tak diusung Golkar dengan menggeser Daniel Mutaqien yang telah diusung Golkar, padahal Daniel Mutaqien memiliki suara besar di Pantura Jabar itu. Dedi Mulyadi mendapat peruntungan kasus Setya Novanto sehingga pergantian ketua DPP Golkar berimbas pergantian rekomendasi. Dedi pun akhirnya urung menjadi cagub dan hanya diusung menjadi Cawagub seperti Daniel Mutaqien sebelumnya.
Sementara Prabowo bersama PKS yang sempat mengusung Deddy Mizwar akhirnya memilih Sudrajat dengan cawagub dari PKS Ahmad Syaikhu.
PDI yang selama ini lebih memilih menunggu perkembangan akhirnya blunder juga untuk menentukan calonnya hingga kehadiran Ridwan Kamil yang sempat diisukan dicalonkan dari PDIP akhirnya batal dan lebih memilih kader internalnya takni TB Hasanudin yang ketua DPD PDIP Jabar dan cawagubnya Anton Charlyan.
Perkembangan jelang pendaftaran yang mulai akan dibuka oleh KPU pada besok 8 Januari akankah ada perubahan lagi, bisa mungkin. Politik itu dinamis seperti adonan martabak.
(Rg Bagus Warsono 07-01-18)